Home / Music / Pahit Manis Ketidaktahuan: Mengurai Makna The Less I Know The Better dari Tame Impala

Pahit Manis Ketidaktahuan: Mengurai Makna The Less I Know The Better dari Tame Impala

Lagu The Less I Know The Better dari album Currents (2015) oleh Tame Impala adalah sebuah eksplorasi sinematik yang funky tentang penderitaan cemburu dan konflik antara hati dan akal. Lagu ini menceritakan kisah seorang narator yang patah hati setelah melihat wanita yang disukainya bersama pria lain, Trevor. Namun, inti filosofis lagu ini terletak pada kalimat judulnya, yang mencerminkan mekanisme pertahanan diri: keinginan untuk kembali ke keadaan ketidaktahuan yang bahagia (blissful ignorance) daripada menghadapi kebenaran yang menyakitkan. Artikel ini akan menganalisis bagaimana Kevin Parker meramu melodi yang groovy dengan lirik yang getir, menjadikannya himne universal bagi siapa pun yang pernah berharap untuk “tidak tahu” demi meredakan sakit hati.


Pertemuan dengan “Trevor” dan Patah Hati Instan

Lagu ini langsung membuka plotnya dengan adegan yang sangat memalukan dan menyakitkan bagi sang narator:

“Someone said they left together

I ran out the door to get her

She was holding hands with Trevor

Not the greatest feeling ever.”

Adegan ini adalah pukulan telak. Narator, yang mungkin sempat memiliki harapan atau dugaan hubungan yang lebih intim dengan wanita tersebut, dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa ia telah digantikan oleh sosok yang secara tiba-tiba muncul: Trevor. Meskipun Kevin Parker pernah menyebut Trevor hanyalah nama pengisi yang digunakan untuk pola rima, sosok “Trevor” telah menjadi simbol universal bagi rival yang tidak diinginkan dalam kisah cinta segitiga.

Mekanisme Pertahanan: Keutamaan Ketidaktahuan

Inti emosional dari lagu ini tertuang dalam baris yang berulang: “Oh, the less I know the better.”

Kalimat ini bukan sekadar ratapan, melainkan sebuah deklarasi psikologis tentang pertahanan diri. Sang narator menyadari bahwa setiap informasi baru yang ia dapatkan bahwa wanita itu bersama Trevor, bahwa mereka “tidur bersama” (slept together), hanya menambah rasa sakit dan penderitaan emosional. Ia berharap bisa kembali ke momen sebelum ia menyaksikan kebenaran itu.

Ketidaktahuan (ignorance) di sini adalah bentuk perlindungan, yang dianggap lebih nyaman daripada kejelasan yang menusuk. Ini menunjukkan bahwa terkadang, pikiran manusia lebih memilih ilusi yang menyenangkan daripada realitas yang menyakitkan.

Kontradiksi antara Melodi dan Lirik

Salah satu kejeniusan The Less I Know The Better terletak pada kontras yang tajam antara liriknya yang menyedihkan dan komposisi musiknya yang enerjik dan penuh gairah.

  • Alunan Funky sebagai Coping Mechanism: Bassline lagu ini adalah salah satu yang paling dikenali dalam musik modern, menciptakan alunan funk dan disko yang kuat. Musiknya membuat pendengar ingin menari, kontras dengan lirik yang menggambarkan seseorang yang sedang hancur. Kontras ini dapat diinterpretasikan sebagai cara narator mencoba mengatasi rasa sakitnya: ia mencoba bersikap dingin, groovy, dan tidak peduli, meskipun di dalamnya ia sedang kacau.
  • Elemen Psikedelik: Sentuhan psikedelik Tame Impala muncul melalui synth yang melayang dan vokal yang terdistorsi, memberikan nuansa mimpi atau halusinasi pada cerita. Ini memperkuat gagasan bahwa narator sedang berjuang untuk memproses realitas yang baru saja ia saksikan.

Menghadapi Kenyataan dan Menarik Diri

Di bagian bridge, rasa sakit narator mencapai puncaknya. Ia mengakui bahwa ia baik-baik saja sebelum melihat kenyataan:

“I was doing fine without ya

‘Til I saw your face, now I can’t erase”

Bagian ini menunjukkan bahwa penderitaannya bukanlah tentang kehilangan hubungan yang sudah ada, melainkan kehilangan kemungkinan dan harapan yang telah ia bangun di kepalanya. Lirik ini diakhiri dengan semacam penyerahan diri yang getir, menyindir rivalnya dengan baris yang absurd dan aneh: “Said, ‘Come on Superman, say your stupid line'”.

Pada akhirnya, The Less I Know The Better adalah sebuah studi kasus tentang betapa rapuhnya hati manusia di hadapan rasa cemburu. Lagu ini mengajarkan kita bahwa terkadang, penemuan kebenaran adalah hukuman terberat, dan ketidaktahuan yang dulu ada adalah anugerah yang telah hilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *